Selasa, 23 Juni 2009

Paku


suatu ketika, ada seorang anak lelaki yang bersifat pemarah. untuk mengurangi kebiasaan marah sang anak, ayahnya memberikan sekantong paku, dan mengatakan pada anak itu untuk memakukan sebuah paku setiap kali dia marah di pagar belakang.
hari pertama anak itu telah memakukan 48 paku ke pagar setiap kali dia marah.. lalu secara bertahap jumlah itu berkurang. dia mendapati bahwa lebih mudah menahan amarahnya dari pada memakukan paku ke pagar.
akhirnya tibalah hari dimana anak itu merasa sama sekali bisa menahan amarahnya dan tidak cepat kehilangan kesabarannya. dia memberitahukan kepada ayahnya, yang kemudian mengusulkan agar dia mencabut satu paku untu setiap hari dia berhasil menahan amarahnya.
hari-hari berlalu dan anak itu memberitahu ayahnya bahwa semua paku berhasil tercabut olehnya. lalu sang ayah menuntun anaknya ke pagar,"hmm..kamu telah berhasil dengan baik anakku, tapi lihatlah lubang-lubang di pagar ini. pagar ini tidak bisa sama seperti sebelumnya. "ketika kamu mengatakan sesuatu dalam kemarahan.. kata-katamu meninggalkan bekas seperti lubang pagar ini.. di hati orang lain.
kamu bisa menusukkan pisau pada seseorang, lalu mencabut pisau itu.. tetapi tidak peduli berapa kali kamu minta maaf, luka itu akan tetap ada.. dan luka karena kata-kata sama buruknya dengan luka fisik.

1 comments:

Cool-in-air mengatakan...

tull, soesah banget lho nahan amarah daripada nahan pipis.. :D

Posting Komentar